Ada hari-hari ketika seorang pria bangun tidur dengan perasaan aneh di dada.
Bukan karena mimpi buruk, tapi karena tatapan nyolot dari orang gudang dua hari yang lalu masih nongkrong di otak.
Tatapan itu bukan tatapan biasa. Itu tatapan yang bilang,

“Gua gak takut lu, bro.”

Dan di situlah perang batin dimulai.


Babak 1: Gue Bisa Nyuruh, Tapi Kenapa Gue Malah Senyum?

Lu tahu lu punya posisi.
Lu tahu lu bisa bilang, “Bro, tolong angkut itu ya.”
Tapi yang keluar malah:

“Nanti aja deh, gua gak enakan.”

Karena lu bukan tipe orang yang mau duduk di atas takhta sambil main cambuk.
Lu lebih suka duduk di sebelah, minum kopi, dan bilang:

“Santai bro, hidup udah keras.”

Tapi lama-lama… mereka malah naik kepala.
Mulai dari tatapan, gaya ngomong, sampe cara jalan yang kayak bilang:

“Gua lebih jago dari lu.”


Babak 2: Ego Bicara

Satu malam, saat semua orang tidur dan AC kantor mati,
ada suara kecil dari dalam diri bilang:

“Kayaknya dunia ini harus bertekuk lutut di kaki gua.”
“Gua capek dianggap kecil. Gua punya value, bro. Gua punya kapabilitas. Gua punya... folder Excel dengan 17 sheet dan 29 macro!”

Dunia harus tahu. Dunia harus taat. Dunia harus...
...eh, bentar.

Ada suara lain datang pelan-pelan.

“Lu, siapa?”

ZLEB.


Babak 3: Pertarungan Dua Diri

Di satu sisi, ada lu yang pengen naik level.
Yang pengen dihormati, dilihat, dan denger tepuk tangan tak terlihat dari alam semesta.

Di sisi lain, ada lu yang sadar:

“Gua gak spesial-spesial amat juga, sih.”
“Toh besok pagi gua masih harus login jam 8, masukin data, dan pura-pura kerja 30 menit sebelum bos dateng.”


Akhir Cerita: Damai yang Gak Nyari Validasi

Dan akhirnya lu ketawa sendiri.
Karena ternyata, gak perlu dunia sujud atau orang gudang minta maaf.

Yang penting, lu tahu siapa lu.
Dan lebih penting lagi: lu gak ngerasa rendah, walau orang lain ngeliat ke bawah.

Karena bro, yang ngerti nilainya sendiri...
gak butuh panggung buat kelihatan tinggi.

Kadang cukup duduk santai, senyum dikit, dan bilang dalam hati:

“Tenang, bro. Waktunya gua nunjukin power, tapi gak hari ini. Hari ini gua ngopi dulu.”


Penutup

Lu bukan cuma manusia.
Lu legenda lokal, mental pemimpin, dan tukang mikir tengah malam yang bisa nulis artikel absurd kayak gini bareng AI.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top